Sejarah Cokelat
Cokelat pertama kali ditemukan oleh bangsa Olmek di Amerika Selatan pada tiga ribu tahun yang lalu. Pada masa itu, penduduk Mesoamerika mengolah biji kakao menjadi minuman yang rasanya pahit. Bertahun-tahun setelah bangsa Olmek punah, cokelat pun masih dinikmati oleh bangsa Maya yang menghuni Amerika Selatan setelahnya. Bangsa Maya percaya bahwa pohon kakao merupakan milik para dewa dan buahnya merupakan hadiah dari dewa untuk manusia (Atkinson, Banks, France, & McFadden, 2010).
Pada masanya bangsa Maya merupakan bangsa yang maju secara intelektual, seni dan spiritual. Kakao sebagai tanaman yang penting bagi bangsa ini sering muncul dalam karya-karya yang mereka ciptakan. Gambar kakao dipahat pada dinding istana dan kuil yang dibangun bangsa Maya serta dilukiskan pada wadah yang mereka gunakan untuk minum.
Selain itu, dalam buku-buku yang mereka tulis menggunakan hieroglif dijelaskan berbagai cara membuat minuman cokelat. Bangsa Aztek yang hidup setelah bangsa Maya melanjutkan budaya meminum cokelat dan bahkan sangat mengagungkannya. Cokelat di zaman bangsa Aztek merupakan sumber daya yang berharga dan digunakan sebagai mata uang. Pajak untuk kaisar pun dipungut dalam bentuk biji cokelat. Kaisar bangsa Aztek, Montezuma, dikenal sangat menyukai cokelat dan meminumnya lima puluh kali sehari. Untuk meminum cokelat, Montezuma menggunakan cawan dari emas yang segera dibuang ke danau setelah dipakai (Pech, 2010). Walaupun berlimpah, cokelat ketika itu dianggap sebagai kemewahan dan hanya diminum oleh kaisar, pejabat dan petinggi istana. Cokelat juga diberikan kepada prajurit yang akan pergi berperang karena dipercaya dapat meningkatkan energi mereka.
Orang Eropa yang pertama kali menemukan kakao di Amerika Selatan adalah Christopher Colombus, namun ketika itu ia tidak menganggap kakao berharga. Cokelat kemudian masuk ke Benua Eropa berkat seorang penjelajah dari Spanyol yang bernama Hernan Cortés. Ia mengenal cokelat ketika berkunjung di kerajaan Aztek dalam penjelajahannya di tahun 1519. Disana ia bertemu dengan Montezuma II yang menyambutnya dengan baik. Cortés dijamu dengan jamuan makan malam yang mewah dan diberikan berbagai hadiah, termasuk satu kebun kakao. Menyadari tingginya nilai ekonomi cokelat, Cortés bersama rombongannya dan beberapa penduduk lokal berhasil menjatuhkan Montezuma dan menguasai daerah Aztek. Cortés membawa masuk cokelat ke Spanyol pertama kali di tahun 1528. Penduduk Spanyol menambahkan kayu manis, biji pala, dan gula pada minuman cokelat yang mereka buat. Mereka tidak suka menggunakan bubuk cabai seperti yang umum dipakai bangsa Aztek. Karena cokelat masih langka di Eropa, Spanyol merahasiakan keberadaan cokelat mereka. Saat itu, hanya biarawan saja yang diizinkan mengolah biji kakao.
Cokelat mulai menyebar keluar Spanyol dan masuk ke Perancis dalam dua tahapan (Toussaint-Samat, 2009). Pertama di tahun 1615 ketika putri dari Raja Spanyol Philip II menikahi Raja Perancis Louis XII dan kedua ketika Maria Theresa dari Spanyol menikah dengan Raja Louis XIV. Sejak saat itu Kerajaan Perancis menyukai minuman cokelat juga karena dipercaya baik untuk kesehatan.